CHAPTER 29 - PUISI
Masih
jelas teringat bagaimana sulitnya menghadapi Tyron saat itu dan kini aku harus dihadapkan
langsung oleh sang pemimpin tertinggi dari Bangsa Remidi, Sern, yang mengaku
memiliki seratus kali lipat kekuatan Tyron. Entah ini memang sudah tertulis
dalam takdirku, atau memang kesalahan yang membawaku pada keadaan ini. Semua
ini terlalu cepat. Aku sama sekali belum siap bila memang harus menghadapinya
sekarang. Biar bagaimanapun juga aku hanyalah manusia biasa. Manusia biasa yang
lemah tak berdaya.
Tapi..
Tak
ada yang tak mungkin bila kita memang berusaha untuk menghadapinya. Terkadang
sesekali suara samar mendengung di dalam kepala seolah berkata, ‘Semua akan
baik-baik saja’. Aku yakin sekecil apapun peluang yang kita miliki untuk
menghadapi masalah, tetap saja peluang itu ada. Lebih baik daripada berpikir
tak ada peluang sama sekali. Lagipula, dibalik semua kelemahan setiap manusia,
tak ada yang tahu potensi besar apa yang ada di dalamnya.
***