28 Desember 2014

DUNIA SEMU #29


CHAPTER 29 - PUISI

            Masih jelas teringat bagaimana sulitnya menghadapi Tyron saat itu dan kini aku harus dihadapkan langsung oleh sang pemimpin tertinggi dari Bangsa Remidi, Sern, yang mengaku memiliki seratus kali lipat kekuatan Tyron. Entah ini memang sudah tertulis dalam takdirku, atau memang kesalahan yang membawaku pada keadaan ini. Semua ini terlalu cepat. Aku sama sekali belum siap bila memang harus menghadapinya sekarang. Biar bagaimanapun juga aku hanyalah manusia biasa. Manusia biasa yang lemah tak berdaya.
            Tapi..
            Tak ada yang tak mungkin bila kita memang berusaha untuk menghadapinya. Terkadang sesekali suara samar mendengung di dalam kepala seolah berkata, ‘Semua akan baik-baik saja’. Aku yakin sekecil apapun peluang yang kita miliki untuk menghadapi masalah, tetap saja peluang itu ada. Lebih baik daripada berpikir tak ada peluang sama sekali. Lagipula, dibalik semua kelemahan setiap manusia, tak ada yang tahu potensi besar apa yang ada di dalamnya.
***

15 Desember 2014

DUNIA SEMU #28


CHAPTER 28 - MANIPULASI MASAL

            Berlari, menghindar, menyelinap, menunduk, dan berhenti, itulah yang kami lakukan sejak keluar dari pondok persembunyian. Hingga saat ini masih belum pasti kemana tempat yang akan kami tuju. Diksy yang sejak tadi berada di depan hanya melakukan pengarahan dengan beberapa isyarat dan berlari tanpa bicara sepatah kata pun.
            “Diksy.. Sebenarnya tujuan kita itu kemana?” aku sedikit berbisik dari belakang punggungnya. “Entah ini hanya perasaanku saja atau tidak, tapi dari tadi rasanya kita hanya berputar-putar.”
            “Ssssttt.. Jangan banyak berbicara!”
            Apa maksudnya? Aku hanya bisa diam dan mengangguk meski ada perasaan jengkel di dalam hati karena sikapnya yang tiba-tiba menyebalkan.
            Dari belakang kuperhatikan tengkuk Diksy begitu basah karena keringat. Napasnya pun terengah dan kakinya agak sedikit bergetar. Mungkin ia sangat kelelahan karena harus terus berlari dan juga mengatur penyelinapan ini agar tak ada satupun dari kami tertangkap oleh para tentara Eternality.

19 Oktober 2014

DUNIA SEMU #27


CHAPTER 27 - KRISIS

            “Riki, apa kamu sudah mendapatkan batu kristalnya?”
“Sudah. Aku sudah menemukannya di dalam tubuh mayat Tyrone. Menjijikan sekali.” Jawab Riki sambil mengelap sebuah batu kristal merah terang seukuran genggaman tangan milik leluhurnya dengan sobekan kain. “Bagaimana denganmu? Data tersebut sudah kau ambil?”
            “Belum. Padahal sudah kulepas mantra ruang pengunci tempat data tersebut tersimpan, tapi setelah kucari malah kosong.”
            “Bukankah kau sudah yakin bahwa data yang disimpan Master Genba itu ada di sana?”
“Aku sangat yakin betul bahwa Master Genba menguncinya di ruang ini. Apa mungkin sudah ada yang mengambilnya lebih dulu sebelum kita?”

31 Agustus 2014

DUNIA SEMU #26


CHAPTER 26 – DALAM BAYANGAN

“Jendral Zach?!”
Semua tertegun melihat Diksy yang tiba-tiba datang dan memanggil nama pemimpin pasukan tentara yang ada di hadapan kami. Tak lama kemudian datang juga bersamanya Dionze, Mikoto, dan dua orang pengikut Genba, Riki dan Zekko, dengan jalan tertatih. Baru kusadari, aku telah terpisah dengan mereka semenjak tersadar dari pingsanku tadi.
Sang jenderal yang memimpin pasukan di hadapan kami pun membalas panggilan Diksy. “Jendral Besar Diksy? Dari Kerajaan Olympus?” Lalu ia menengok pada Dionze, “Dan kau juga Dionze? Buronan yang selama ini kami cari?”
“Buronan ya?” Diksy bergumam sambil melirik pada Dionze dengan wajah pura-pura tidak bersalah. Aku hanya menatap sinis padanya, ‘sudah jelas bahwa itu adalah ulahnya hingga Dionze menjadi buronan Kerajaan Eternality saat ini’, gumamku dalam hati. Setelah itu, ia membalas perkataan Jendral Zach dengan sikap tenang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kulit yang ia kenakan, “Ya, Jendral Zach. Aku Diksy dari Olympus. Sudah lama kita tidak bertemu.”

18 Mei 2014

DUNIA SEMU #25


CHAPTER 25 - RAHASIA

            ~Dang!! Dang!
            ~Wooossshhh..
            ~Dang!!
            Dentang suara pedang menyeruak bersama dengan percikan cahaya besi yang saling beradu di balik kelamnya kubah kegelapan. Keringat dan darah bercampur mengalir melewati setiap sela tubuh yang penuh dengan luka dan memar. Napas tak beraturan berhembus melewati tenggorokan yang tak lagi basah. Pertarungan ini seakan tak akan pernah berhenti. Hingga yang terkuatlah yang akan menang. Aku tidak suka ini.
***
           

11 Mei 2014

DUNIA SEMU #24


CHAPTER 24 - TERKORBANKAN    

            “Mikoto, awas di sebelah kananmu!” Dionze berteriak ketika melihat rekannya berada dalam posisi yang berbahaya.
            Mikoto menoleh, dan hanya bisa terdiam mematung. Ia tak dapat mengelak dari serangan cepat yang dilancarkan oleh para pasukan Remidi. Kini yang dilakukannya hanyalah menutup mata dan pasrah dengan apa yang terjadi. Namun...
             ~Zwiingg..
            “Ada apa ini?!” Teriak Dionze keheranan.
            Tiba-tiba saja seluruh pasukan Remidi serta makhluk-makhluk lain yang menyerang mereka menghilang secara bersamaan. Medan pertempuran yang asalnya penuh sesak, kini terlihat seperti lapangan luas. Hanya ada beberapa orang yang tersisa dengan kondisi yang berbeda-beda.

28 April 2014

DUNIA SEMU #23


CHAPTER 23 - DESAKKAN

            Apa aku sudah benar-benar yakin dengan tindakanku ini? Apa memang ini semua harus dilakukan? Benarkah ini memang diriku? Sebenarnya apa alasanku untuk datang ke dunia ini? Biar bagaimanapun juga segalanya sudah terlanjur terjadi. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, aku hanya mencoba untuk terus menjalaninya. Meskipun itu semua bertentangan dengan hati nurani.
            Dibunuh, atau membunuh. Seakan kata-kata tersebut menjadi lumrah dan tersimpan di dalam pikiran. Aku tak tahu apakah yang kulakukan ini benar atau salah. Hanya saja.. Hanya saja jika aku terbiasa untuk terus berdiam dan menjadi orang yang tidak peduli, rasanya hidup ini akan menjadi sia-sia. Aku benci melihat orang-orang tak berdosa tersakiti. Aku tak bisa. Aku tak bisa hanya diam dan melihat hal itu terjadi!!

26 Januari 2014

DUNIA SEMU #22


CHAPTER 22 - KEYAKINAN DIRI    

            Setelah aku menutup mata pria tak bernyawa bernama Genba yang ada di hadapanku, aku berdiri tanpa berkata sambil melihat dua orang pengikutnya yang terus menangisi kematiannya. Terpikir bahwa sepertinya pria ini memiliki pengaruh yang besar bagi mereka. Tapi dibalik itu semua, rasanya masih ada yang mengganjal di dalam diriku. Aku tak bisa tinggal diam begitu saja dengan keadaan yang menyedihkan seperti ini. Seandainya saja.. Seandainya saja jika aku bisa mengendalikan kekuatanku mungkin hal ini tidak akan terjadi.
            “Umh hei, benda apa itu yang ada di dekatnya?” tiba-tiba saja Diksy menunjuk pada benda kecil bertombol seperti sebuah remote.
            “Hati-hati dengan benda itu!” Zekko langsung mengambil benda tersebut. “Jika tombol yang ada di benda ini tertekan, kita semua akan mati terkubur di tempat ini.”

12 Januari 2014

DUNIA SEMU #21


CHAPTER 21 - JALAN KELUAR

            “Untuk apa kau mengendap-endap seperti itu setelah berhasil menghabisi beberapa pasukanku?” tiba-tiba saja Tyron berteriak tanpa merubah posisi duduknya.
            “Aku datang untuk menagih janjimu padaku.” Seorang pria berdiri di belakangnya.
            “Janji? Oh ya.. Ya.. Silahkan duduk saja, Genba.”
            “Tidak perlu, sekarang aku sudah membawa Dionze padamu seperti yang kamu inginkan. Sekarang dimana batu kristal itu?!”

1 Januari 2014

DUNIA SEMU #20


CHAPTER 20 - TERPERANGKAP

            “Diksy, apa kamu pernah berpikir kalau kamu merasa berada di suatu tempat dan tubuh yang salah.”
            Diksi menengok sambil memiringkan kepalanya tanda bahwa dia terlihat bingung, “Maksudmu?”
            “Emmhh.. Iya, jadi seperti kalau kamu tidak seharunya berada di sini dengan tubuh yang lain.”
            “Sebenarnya aku masih bingung dengan maksudmu, tapi mungkin aku bisa menyimpulkan sedikit jawaban padamu.” Diksy semakin memperhatikanku. “Masing-masing orang memiliki cara yang berbeda dalam bersikap dan menyikapi masalahnya, itu bisa jadi masalahnya tergantung bagaimana orang itu menyikapi kenyataannya. Hari ini kita hidup dan hari ini juga kita nyata dalam kehidupan di dunia ini dengan melakukan aktifitas, menyadari kenyataan yang sudah kita lewati. Jadi untuk kasusmu itu, mungkin kamu kurang menyadari tentang kenyataan yang sedang kau alami sekarang dan tetap jalani hidupmu seperti biasa tanpa merasa seperti terbebani hal-hal yang negatif.”