CHAPTER 17 - LABIRIN
“Siapa
kamu?”
“Aku
Diksy.”
Entah
siapa orang yang saat ini berada di sampingku, dia sangat pendiam dan sulit
untuk kuajak bicara. Setiap kali aku bertanya, ia hanya menjawab seperlunya
dengan menampakkan wajah yang sangat serius. Matanya tajam dan terlihat
menyeramkan seolah berkata bahwa ia sedang tidak ingin diajak bicara. Karena
sikapnya itu, kini aku hanya mengikuti kemana ia pergi tanpa dapat berbuat
apapun. Semoga saja ia bisa membantuku keluar dari tempat ini.