Sebelas tahun sudah blog ini dibuat. Blog yang dibuat sepenuh hati namun dirawat dengan setengah hati. Awalnya menggebu-gebu, berakhir tanpa post dan penuh debu.
Kini blog sudah bukan menjadi tren, bahkan perubahan huruf awal 'B' menjadi 'V' pun sudah dikuasai oleh para pihak pengejar rating. Tak ada tempat bagi orang iseng seperti kami.
10 September 2020
19 April 2018
DUNIA SEMU #41
CHAPTER 41
- TEBING PERASAAN
Samar terdengar suara burung pagi
memberikan melodi yang tak asing bagi telinga. Aku baru tersadar, diri ini
terlelap entah sejak kapan. Tak tahu apa yang sedang dan sebelumnya terjadi.
Hanya terbaring pada ranjang busa sambil menatap langit-langit yang tak
kukenal.
Rasanya ada sesuatu yang hangat dan lembut
menyentuh pada sela-sela jari tangan kiriku. Terasa pula adanya beban kecil
yang menindih dada. Napasku agak sesak namun perasaan ini cukup membuatku
nyaman.
Kemudian perlahan kuarahkan pandangan
pada sesuatu yang menindihku tersebut. Nampak sesosok gadis berambut panjang
terurai tengah menindihkan kepalanya tepat di atas dadaku. Ia tertidur dengan
posisi duduk di samping kananku. Tak terlihat wajahnya seperti apa karena ia
menghadap pada arah lain.
16 April 2018
DUNIA SEMU #40
CHAPTER 40
- HATI YANG TERHUBUNG
Tangan
kananku memegang erat tali tambang yang telah tersimpul laso di salah satu
ujungnya. Kemudian memutarnya seperti seorang koboi yang hendak menangkap
seekor kuda. Dengan posisi salah satu kaki menekuk ke depan menyangga dari
ujung sampan, sementara kaki satunya lurus memanjang ke belakang. Menunggu saat
yang tepat, mata ini sedikit memicing memastikan kelancaran rencana ini.
“Lena, aku mohon tunggu sebentar.”
ucapku tanpa sempat menengok ke arahnya. “Doakan semoga rencana ini berhasil.”
Aku tak sempat memandang Lena secara
langsung, namun aku yakin ia sempat mengangguk dari sudut mataku.
Jarak kami dan Scylla sudah semakin
dekat. Mungkin hanya beberapa meter. Itu pun jika lehernya tidak dibentangkan
menghadap kami.
Namun apa yang ku khawatirkan
akhirnya terjadi. Monster itu tiba-tiba membentangkan leher, menghadapkan
kepalanya pada kami dan kemudian membuka mulutnya yang penuh dengan gigi tajam
berikut lidah bercabang yang terjulur ke luar.
18 Maret 2018
DUNIA SEMU #39
CHAPTER 39
- TENGGELAM DAN TERBANG
“Hei gadis,
apa yang kau lakukan di bawah sana?” seringai salah seorang anggota kelompok
Rombusta menyeruak dari balik sampan yang tertelungkup .
Spontan Lena menjerit, meringis ketakutan karena tahu apa
yang akan mereka lakukan padanya.
“Wah, apa
yang terjadi dengan pria yang tadi? Kukira dia akan terus bersamamu?” tanyanya
lagi sambil melongok memperhatikan pada setiap sudut sampan.
Lena tak menjawabnya. Ia hanya menggeleng terdiam dan
kemudian menunduk pasrah.
Sikap Lena tersebut sontak membuat anggota kelompok Rombusta
tersebut terlihat marah dengan menaikan nada suaranya, “Hei, ada apa denganmu?
Si Enutra itu tenggelam, hah?”
“Gawaaatt!!!”
“Tidak
mungkin!”
“Apa
itu??!!”
12 Maret 2018
DUNIA SEMU #38
Langkah
kaki tergesa seorang gadis bertudung lusuh berlari meninggalkan bangunan dua
tingkat yang selama ini ia tempati. Napasnya terengah menahan rasa lelah
disertai keringat yang mengalir deras dan membasahi seluruh permukaan kulitnya.
Debu dan terik matahari sama sekali tak dihiraukan seakan acuh akan kulit putih
halus yang ia miliki. Tak peduli dengan status sosialnya. Tak peduli dengan
segala kehormatan yang ia miliki. Ia terus menerus menggumamkan nama seorang lelaki
dari bibir mungilnya. Semua itu dilakukannya demi satu hal, menyelamatkan
seseorang yang sangat berarti baginya. Enutra.
***
19 Januari 2016
DUNIA SEMU #37
CHAPTER 37
- TIPUAN
Cuaca pagi
ini masih cerah, sama seperti hari-hari sebelumnya. Udara lembab dan hangat
khas daerah pesisir mengalir bergemuruh bersama dengan angin yang melewati
setiap celah rimbunnya pepohonan. Terik matahari pagi pun masih menyorotkan
sinarnya dari timur, sedikit terhalang dedaunan dan menampakkan bayangan dan
cahaya yang indah.
Tapi..
Apa yang
sebenarnya kulakukan di tempat ini? Terduduk di atas tanah coklat pasir kering,
penuh dengan guguran daun, dengan pakaian seadanya tanpa alas kaki.
“Segera kenakan baju zirahmu
itu!” seru seorang
gadis muda berambut merah dengan nada suara agak tinggi. Ia berdiri angkuh
tepat di sampingku.
Apa ia
sedang berbicara denganku? Aku menengoknya sebentar lalu menundukkan kepala.
Bagiku ucapannya hanya seperti angin lembab yang hanya mengusap kulitku sesaat
dan kemudian menghilang.
9 Agustus 2015
DUNIA SEMU #36
“Silahkan
diminum tehnya, Tuan Putri dan Tuan Enutra. Makanan utama akan segera disajikan
beberapa saat lagi.” ucap sang pemilik penginapan bernama Sam sambil
melayangkan senyuman ramahnya.
“Terima
kasih.”
Saat
ini aku dan Vivian berada pada halaman depan bangunan penginapan, atau bisa
dibilang sebagai area cafe di penginapan
milik Pak Sam. Ada enam buah meja kayu bundar berwarna putih dengan empat kursi
sederhana yang mengitarinya. Posisi meja-meja tersebut terpasang dua baris
saling berjajar. Sederhana namun tak menghilangkan kesan artistik akan
penataannya yang dihiasi dengan beberapa pita biru kuning dan tanaman-tanaman
hias yang menggantung di atasnya. Kesederhanaan yang indah dengan balutan
kreatifitas seni dari sang pemilik.
Langganan:
Postingan (Atom)